Sering Langgar Aturan, MA Batang Tumu Terpaksa Kembalikan Seorang Siswa Ke Orang Tua

Sering Langgar Aturan, MA Batang Tumu Terpaksa Kembalikan Seorang Siswa Ke Orang Tua
Isai, Kepala MA Tarbiyah Islamiyah Desa Batang Tumu

WeRiau.com- Pihak Madrasah  Aliyah (MA) Tarbiyah Islamiyah Pasar Tokolan Desa Batang Tumu Kecamatan Mandah, Indragiri Hilir (Inhil) 30 Oktober 2017 lalu terpaksa mengembalikan salah seorang siswa pada orang tuanya.

 

Kepala MA Tarbiyah Islamiyah Pasar Tokolan, Imran Saiman kepada Weriau.com Minggu (24/12/2017) membenarkan pihaknya telah mengembalikan seorang siswa kelas XI MA yang bernama Hendri.

Dijelaskan, ada beberapa alasan pihak sekolah mengembalikan anak itu pada orang tuanya, salah satu, siswa bersangkutan telah sering melanggar peraturan berlaku disekolah itu, bahkan telah tiga kali melanggar peraturan bersifat fatal.

 

“Pengembalian siswa ini pada orang tua tidak dilakukan sepihak, tapi sudah beberapa kali bertemu langsung dengan orang tuanya dan melayangkan surat peringatan,” ucapnya.

 

Diungkapkan, pernah beberapa waktu lalu, ia bersama guru bidang pembinaan siswa datang kerumah orang tua Hendri dan menyampaikan permasalahan anaknya disekolah, sementara pihak sekolah sudah kehabisan akal menasehati, membina serta mengingatkan siswa itu.

Saat itu, orang tua siswa bersangkutan meminta serta bermohon agar anaknya tetap bersekolah di MA Pasar Tokolan.

Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya anak tersebut diterima kembali demi masa depannya dengan harapan siswa itu bisa berubah.

 

Tapi, lanjut Kepala MA yang akrab dipanggil Isai, selang beberapa hari setelah itu, anak tersebut kembali melakukan kesalahan dan pelanggaran bersifat sangat fatal yang tidak bisa ditolerir lagi.

 

Sehingga berdasarkan rapat kepala sekolah dengan majelis guru, disepakatilah dua poin, yakni anak itu dikeluarkan secara tidak hormat atau orang tua mencarikan sekolah lain. Akhirnya orang tua siswa tersebut mencarikan sekolah baru untuk anaknya.

 

Dikatakan, semua sekolah pasti mempunyai aturan, terutama disiplin terhadap siswa, jika pihaknya masih mempertahankan siswa yang kerap melanggar aturan, tentu berpengaruh terhadap siswa lain dan dampaknya buruk terhadap nama sekolah serta merusak mental siswa yang menilai jika pihak sekolah sengaja membiarkan dan mempertahankan siswa pelanggar aturan.

 

Selain itu, latar belakang siswa bersangkutan memang memiliki cacatan kelam, awalnya siswa pindahan dari sekolah Kuala Tungkal Jambi ke Tembilahan, kemudian pindah lagi ke MA Pasar Tokolan hingga akhirnya dikembalikan pada orang tuanya.

 

“Saya berharap setelah ini masyarakat, terutama orang tua siswa memahami permasalahan yang sebenarnya sehingga tidak muncul respon negatif terhadap sekolah kami,” imbuh Isai (ril)  

 

 

Berita Lainnya

Index